Kegelapan tanpa setitik cahaya

Ilmu komunikasi jurnalistik, jurnalisme sastra


Hidup bertahun-tahun dengan kedua mata yang tidak dapat melihat. Bukan karena tidak dapat melihat dari lahir, namun karena suatu sebab yang diakibatkan oleh seorang suami yang melakukan sebuah tindak kekerasan dalam rumah tangga.



Jaida Sari dahulunya seorang mahasiswa di sebuah universitas di Medan. Sejak pertemuan dengan seorang lelaki yang bernama Rizal, semuanya berubah ketika mereka memutuskan untuk menikah tanpa terlebih dahulu menyelesaikan kuliah.


Menikah di usia yang terbilang masih muda, memang tidak semudah yang dipikirkan. Keluarga tidak pernah mengetahui bagaimana kehidupan mereka di sana. Semuanya berpikir bahwa mereka baik-baik saja. Mungkin lelaki pilihannya itu merupakan lelaki terbaik, namun tidak seperti yang sebenarnya.


Beberapa tahun menikah, mereka memiliki seorang anak perempuan. Lelaki itu pergi begitu saja meninggalkan Sari dan anak mereka. Sari dan anaknya kemudian kembali ke rumah orang tuanya yang sudah menjadi janda itu. Pada suatu pertemuan keluarga, Sari mengatakan bahwa dia sedang mencari anaknya. Keluarga merasa heran, karena anaknya sendiri ada di depan matanya, namun ia tidak dapat melihat.


Beberapa bulan kemudian akhirnya Sari menceritakan semua yang terjadi kepada keluarga. Namun lelaki itu sudah menghilang entah kemana tanpa pertanggung jawaban sedikitpun. Bertahun-tahun menunggu dan melakukan pengobatan penyembuhan, namun tidak pernah ada hasil. Hari-hari yang dijalani selalu sama, gelap, hitam, dan tidak terlihat setitik cahaya sedikitpun. Semakin lama, mata itu semakin memutih, seperti katarak.


Bertahun-tahun pula tidak pernah ada kabar dari sang lelaki yang dahulunya selalu dipuja-puja itu. Anak mereka sudah mulai beranjak dewasa tanpa kasih sayang seorang ayah, dan tanpa mengetahui bagaimana sosok sang lelaki itu. Bertahun-tahun tidak pernah diberi nafkah, hanya mengandalkan sebuah warung milik ibunya yang setiap hari dijaga.


Tidak jarang banyak orang yang merasa iba dengan penderitaan Sari. Namun, Sari tidak pernah ingin dikasihani. Sehari-hari dia selalu bersemangat untuk menjalani hidup meskipun tidak dapat melihat. Sampai sekarang Sari dan anaknya masih hidup bersama dengan orang tuanya.

Kisah ini berdasarkan kisah nyata dan merupakan salah satu saudara dari penulis.

Related Post



Posting Komentar